Pembahasan basmalah menurut ilmu nahwu dibagi beberapa bagian :
1. Huruf ba’
2. Muta’alaq lafadz bismillah بسم الله
3. Lafadz Allah الله
4. Lafadz ar-rahman ( الرحمن ) dan lafadz ar rahiim ( الرحيم )
1.Huruf ba’
Huruf ba’ pada lafadz بسم itu boleh dijadikan :
a. Ba’ zaidah/ huruf penambah ( باء الزائدة )
Jika ba’ nya adalah ba’ zaidah maka lafadz اسم menjadi mubtada’ walaupun harkatnya kasroh. Dan ba’ tersebut tidak memiliki muta’alaq. Dalam bentuknya bisa 2 (dua) bentuk :
i.Lafadz اسم menjadi mubtada dan khobarnya terbuat dari jumlah. Taqdirnya adalah :
اسم الله المنعم جلائل النعيم المنعم بدقائقها يبدء به بداءة قوية بحسن نية واخلاص
ii.Lafadz اسم jadi mubtada dan khobarnya terbuat dari khobar mufrod dan taqdirnya adalah :
اسم الله المنعم جلائل النعيم المنعم بدقائقها مبدء به بداءة قوية بحسن نية واخلاص
b.Ba’ asliyyah (باء الاصلية )
Jika ba’ nya adalah huruf ba’ asliyyah maka ba’ tersebut harus memiliki muta’alaq ( متعلق ). Dan muta’alaqnya tersebut bisa ‘am/ umum (عام) atau khos/ khusus (خاص ). Dan dari ‘am dan khos boleh terbuat dari isim atau dari fi’il. Dan dari isim dan fi’il nya boleh didahulukan (مقدّم ) atau di akhirkan (مؤخّر ). Sehingga menghasilkan 8 (delapan) bentuk :
i. Khos Ismiyyah Muqoddam(مقدم اسمية خاص ). Contoh :تَأْلِيْفِىْ بسم الله الرحمن الرحيم
ii. Khos Ismiyyah Muakhor(مؤخر اسمية خاص ). Contoh :بسم الله الرحمن الرحيم تَأْلِيْفِىْ
iii. Khos Fi’liyyah Muqoddam(مقدم فعلية خاص ). Contoh :اُؤْلِفُ بسم الله الرحمن الرحيم
iv. Khos Fi’liyyah Muakhor(مؤخر فعلية خاص ). Contoh :بسم الله الرحمن الرحيم اُؤْلِفُ
v. ‘Am Ismiyyah Muqoddam(مقدم فعلية عام). Contoh :إِبْتِدَائِ بسم الله الرحمن الرحيم
vi. ‘Am Ismiyyah Muakhor (مؤخر اسمية عام). Contoh :بسم الله الرحمن الرحيم إِبْتِدَائِ
vii. ‘Am Fi’liyyah Muqoddam(مقدم فعلية عام). Contoh :ابتدأ بسم الله الرحمن الرحيم
viii. ‘Am Fi’liyyah Muakhor (مؤخر فعلية عام). Contoh :ابتدأ بسم الله الرحمن الرحيم
Kalau di buat bagan menjadi :
2.Muta’alaq lafadz bismillah (بسم الله )
Huruf ba’ asliyah harus memiliki muta’alaq. Karena menurut kitab qowa’idul I’rob :
وعلّق الظرف وما ضهاه بالفعل او ما يحتوى معناه
Artinya : agar memuta’alaqkan engkau pada dzorof atau yang sema’na dengan dzorof (maksudnya jar majrur) dengan fi’il atau yang mencakup makna fi’il (maksudnya isim fa’il, isim maf’ul dan masdar).
Dari delapan muta’alaq itu yang paling utama adalah yang مؤخر فعلية خاص “khos fi’iliyyah muakhor” karena redaksi tersebut memberi makna pada “qosor” ( قصر ); yaitu : تخصيص امر بامر “mengkhususkan sesuatu dengan sesuatu” seperti mengkhususkan بسم الله الرحمن الرحيم dengan اؤلف .
3.Lafadz Allah ( الله )
Lafadz اسم menjadi mudhof dan I’robnya yaitu khofadz di jarkan oleh huruf ba’, sedangkan lafadz الله menjadi mudhof ilaih. Idhofat lafadz إسم pada lafadz الله terbagi menjadi 2 (dua) bagian).
1.Idhofat bayaniyyah إضافة البيانية yaitu :
وهو ان يكون المضاف والمضاف اليه يصحان مبتداء وخبرا
Adalah antara mudhof dan mudhof ilaih syah dijadikan mubtada dan khobar.
Al hasil menjadi اسم الله taqdirnya adalah: اسم المسمى بالله
2.Idhofat haqiqiyah laamiyyah (إضافة الحقيقية اللامية) yaitu manaqdirkan/ menyimpan makna lam. Dan jika lammiyah tersebut adalah laamiyyah istighroqiyyah (لاميةإستغراقية ) maka maknanya akan menjadi 3 bentuk :
a.Istighroqiyyah Jam’ul Afrod ( الإستغراقية جمع الافراد ) yaitu menjadi :
اِسْمٍ مِنْ كُلِّ أَسْمَاءِ الله
b.Istighroqiyyah Ba’dhul Afrod ( الإستغراقية بعض الافراد ) yaitu menjadi :
اِسْمٍ مِنْ بَعْضِ أَسْمَاءِ الله
c.Istighroqiyyah Jinsiyyah ( الإستغراقية الجنسية ) yaitu menjadi :
اِسْمٍ مِنْ جِنْسِ أَسْمَاءِ الله
4.Lafadz ar-rahman ( الرحمن ) dan lafadz ar rahiim ( الرحيم )
Lafadz الرحمن الرحيم dalam I’robnya menjadi sifat haqiqi bagi lafadz الله . Membacanya bisa beberapa bentuk :
1.Boleh itba’, yaitu اتباع حركة الصفة الى موصوفها (mengikutkan harkat sifat kepada maushufnya/ yang disifatinya).
2.Qotho’, yaitu قطع حركة الصفة الى موصوفها (memutuskan harkat sifat kepada maushufnya/ yang disifatinya). Dan dalam prakteknya bisa 2 bentuk :
a.Sifatnya di baca nasab, seperti : بسم الله الرحمنَ الرحيمَ .
b.Sifatnya dibaca rofa’ seperti : بسم الله الرحمنُ الرحيمُ .
Alasannya boleh qotho’ karena lafadz الرحمن الرحيم dapat memberikan faedah kepada madah (memuji kepada Allah) karena menurut qoidah : لأن المنعوت اذا كان المقصود به المدح فالأولى قطعها (sesungguhnya sifat yang dimaksud untuk memuji kepada maushufnya maka yang lebih utama di qotho’kan). Lalu dalam alqur’an mengapa tidak di qotho’kan karena اتباع لرسم القرآن yaitu mengikuti kepada tulisan al qur’an.
Al hasil dalam membaca الرحمن الرحيم bisa menjadi 9 bacaan, yaitu :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
terima kasih atas postingannya
شكرا على تشريحكم فيها أستأذنكم تصويرها وأستجيزكم أيها الأستاذ المكرّم
أحمد حكم سنّي...
Yg V itu Muqoddam ismiyah bkan fikliyah
Hai, ini adalah tiga artikel dari Masirwin Blog
- Tentang Kemacetan Jakarta
- Proyek Jembatan di Cina
- Mobil 300 jutaan dengan Sunroof
Referensi ny kitab apa ustadz
Posting Komentar